Monday, August 4, 2014

Kyai Haji Ahmad Dahlan - Sang Pahlawan Nasional Indonesia dan Pendiri Muhammadiyah

Kyai Haji Ahmad Dahlan alias Muhammad Darwisy
Kyai dan ulama termasyhur ini adalah salah satu pemegang gelar "Pahlawan Nasional Indonesia". Beliau juga merupakan pendiri salah satu organisasi massa (ormas) Islam terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah. Ya, beliau adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan alias Muhammad Darwisy, yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868 dan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 dalam usia 54 tahun di kota yang sama. Beliau adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dalam keluarga K. H. Abu Bakar, seorang ulama dan khatib termasyhur di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Adapun ibu dari K. H. Ahmad Dahlan adalah putri dari H. Ibrahim, yang menjabat sebagai penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Nama kecil K. H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Beliau merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang semuanya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia juga termasuk keturunan keduabelas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang anggota Walisongo, para pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Silsilah lengkapnya adalah: Maulana Malik Ibrahim - Maulana Ishaq - Maulana 'Ainul Yaqin - Maulana Muhammad Fadhlullah (Sunan Prapen) - Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) - Demang Djurung Djuru Sapisan - Demang Djurung Djuru Kapindo - Kyai Ilyas - Kyai Murtadha - K. H. Muhammad Sulaiman - K. H. Abu Bakar - K. H. Muhammad Darwisy alias Ahmad Dahlan.

Pada usia 15 tahun, Darwisy menunaikan ibadah haji dan tinggal di Kota Makkah selama lima tahun. Dalam periode tersebut, Darwisy mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran para pembaru (mujaddid) agama Islam termasyhur seperti Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah, Rasyid Ridha, dan Al-Afghani. Ketika pulang kampung tahun 1888, saat itulah beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri Nahdhatul Ulama (NU), yaitu K. H. Hasyim Asy'ari. Kemudian, pada tahun 1912 Ahmad Dahlan resmi mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

K. H. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan)
Sekembalinya dari Kota Suci Makkah, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan sebutan Nyai Ahmad Dahlan dan kemudian menjadi seorang pahlawan nasional sekaligus pendiri organisasi Aisyiyah. Dari pernikahannya dengan Siti Walidah, K. H. Ahmad Dahlan mendapatkan enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Di samping itu, K. H. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah, dan juga Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. Ahmad Dahlan juga mempunyai putra dari pernikahannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Tidak hanya itu, Ahmad Dahlan pernah pula menikah dengan Nyai Yasin di Pakualaman Yogyakarta. K. H. Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karangkajen, Yogyakarta.

K. H. Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah

Pada tanggal 18 November 1912, K. H. Ahmad Dahlan resmi mendirikan organisasi Muhammadiyah dengan tujuan untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam (tajdid al-islam) di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Beliau ingin mengajak umat Islam Indonesia kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan Alhadis. Sejak awal, Ahmad Dahlan menetapkan dan mewanti-wanti bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik, melainkan organisasi yang bersifat sosial serta bergerak di bidang edukasi atau pendidikan.

K. H. Ahmad Dahlan Sang Pendiri Muhammadiyah

Sebagaimana wajarnya, gagasan pendirian organisasi massa (ormas) Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnah, tuduhan, hingga hasutan menyerang bertubi-tubi kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada juga yang menuduh Ahmad Dahlan sebagai kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang beragama Kristen, mengajar di sekolah milik Belanda, bergaul dengan tokoh-tokoh Boedi Oetomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain sampai-sampai ada pula orang jahat yang hendak membunuhnya Saat itu, Ahmad Dahlan sempat mengajar pendidikan agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Namun, Ahmad Dahlan berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air sehingga ia bisa mengatasi semua rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia-Belanda agar Muhammadiyah mendapatkan ketetapan badan hukum. Permohonan tersebut baru dikabulkan pada tahun 1914 dengan terbitnya Surat Ketetapan Pemerintah Nomor 81 Tanggal 22 Agustus 1914. Namun, izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta, sehingga Muhammadiyah hanya boleh bergerak di wilayah tersebut, karena pemerintah Hindia-Belanda memang khawatir akan perkembangan organisasi binaan Ahmad Dahlan. Maka dari itu, kegiatan Muhammadiyah pun dibatasi, meskipun di berbagai daerah seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan lain-lain telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal itu jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia-Belanda. Untuk mengatasinya, maka Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Sebagai contoh, Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang (Makassar), dan Ahmadiyah di Garut. Di Solo berdiri perkumpulan Shiddiq Amanah Tabligh Fathanah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Adapun dalam Kota Yogyakarta sendiri, Ahmad Dahlan menganjurkan adanya jamaah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian demi jalannya kepentingan agama Islam.

Berbagai jamaah dan perkumpulan tersebut mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, seperti Ikhwanul-Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul-Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul Aba, Ta'awanu 'Alal Birri, Ta'aruf Bima Kanu Wal-Fajri, Wal-'Ashri, Jam'iyyatul Muslimin, dan Syahratul Mubtadi. Ahmad Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur Van Lith di tahun 1914-1918. Van Lith sendiri ialah pastur pertama yang diajak dialog oleh Ahmad Dahlan. Pastur Van Lith di Muntilan merupakan tokoh terkenal di kalangan umat Katholik. Saat itu, Ahmad Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian muslimnya.

Gagasan pembaruan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui berbagai relasi bisnis yang dimilikinya. Gagasan tersebut ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah pun berdatangan kepada Ahmad Dahlan untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia-Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan tersebut dikabulkan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang demokrat dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Ahmad Dahlan turut memfasilitasi para anggota organisasinya untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan duabelas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu memakai istilah Algemeene Vergadering (Sidang Umum).

Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup sukses dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup populer di masyarakat. Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Ahmad Dahlan dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga beliau juga dengan cepat mendapatkan posisi di organisasi Jam'iyyatul Khair, Boedi Oetomo, Syariat Islam, dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Atas jasa-jasa K. H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaruan Islam dan pendidikan, maka pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 657 Tahun 1961. Adapun dasar-dasar penetapan tersebut sebagai berikut.
  1. K. H. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
  2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran agama Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi umat dengan dasar iman dan Islam;
  3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa melalui jiwa ajaran Islam; dan
  4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah divisi perempuan (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan perempuan Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum laki-laki.
Semoga Allah swt. memberikan ganjaran pahala yang sebesar-besarnya kepada K. H. Ahmad Dahlan dan menempatkan beliau di tempat yang mulia di sisi-Nya atas berbagai jasa dan perjuangannya bagi umat Islam Indonesia secara khusus serta bagi seluruh bangsa Indonesia secara umum. Amin.

Sumber Referensi:
  1. K. H. Ahmad Dahlan di Wikipedia Bahasa Indonesia
~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..

8 comments:

  1. K. H. Ahmad Dahlan - Sang Pendiri Muhammadiyah dan Pahlawan Nasional Indonesia.

    ReplyDelete
  2. Kyai sekaligus pejuang kemerdekaan.

    ReplyDelete
  3. Seorang kyai, ulama, ustaz, dan pejuang yang berkorban di jalan Allah SWT demi agama, umat, dan bangsa tercinta. Semoga Allah SWT menerima beliau di sisi-Nya yang mulia. Terima kasih Al-Mukarrom K. H. Ahmad Dahlan. Allahu yarhamuhu.

    ReplyDelete
  4. Ini baru ustadz kagak asal-asalan. Hahahah ...

    ReplyDelete
  5. Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan, antara lain memulihkan kejayaan kaum Muslim, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat (khususnya para salaf al-shaalih, para anggota “Wali Songo”, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Siti Walidah). Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Lebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim : yang hidup dan yang mati, di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah

    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin

    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.

    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.

    Allaahumma ahlkil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.

    Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.

    Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.

    ------(doa khusus untuk para para salaf al-shaalih, para anggota “Wali Songo”, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, Siti Walidah, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).

    ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM

    ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM

    Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.

    Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.



    Ganie, Indra - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten


    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin ya Allah. Semoga Allah swt. menerima segala amal ibadah kita beserta semua doa yang kita panjatkan kepada-Nya. Insya Allah para salafus-salih adalah mereka yang istikamah berjuang di jalan Allah demi tegaknya agama Islam yang dibawa oleh Baginda Nabi Besar Muhammad saw. sebagai rahmat bagi semesta alam. Aamiiin ... :-)

      Delete
  6. BOLAVITA adalah Salah Satu Agen Judi Online Teraman Dan Terpercaya.
    BOLAVITA Menyedikan Berbagai Produk Game Untuk Para Bettor Di Indonesia, Diantaranya;

    -SBOBET
    -MAXBET
    -368BET
    -WM555 CASINO
    -SABUNG AYAM
    -BOLA TANGKAS
    -PLAY126
    -Joker123 ( Fish Hunter )

    BOLAVITA Juga Sedang Mengadakan Event Promo Bonus Spesial Natal & Tahun Baru 2019 Freebet 1 Juta untuk para Bettor.
    Dan Tidak Lupa, BOLAVITA Juga Sedang Banyak Promo Menarik loh Untuk Para Bettor, Diantaranya ;

    HOT PROMO BOLAVITA !!!

    -Bonus New Member up To 10%
    -Bonus Setiap Deposit 5%
    -Cashback Lose 10%
    -Rollingan Casino 1% Full
    - DLL

    Nahh Untuk Info Yang Lebih Detail Bisa Langsung Hubungi CS Yang Sedang Bekerja ya

    Contact Person ;
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete