Friday, September 6, 2013

Jakarta Bisa Menjadi Kota Impian di Dunia!!!

Mungkin Anda semua menilai bahwa judul di atas terlalu hiperbola, utopis, dan terkesan mengada-ada. Pada kenyataannya pun sebenarnya memang demikian. Namun, bagi kita yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan kemauan yang kuat untuk merapikan dan memajukan bangsa ini, maka judul di atas kiranya dapat dijadikan sebagai motivator untuk benar-benar mewujudkan hal tersebut.


Kita mungkin memang sedang bermimpi bahwa Jakarta menjadi salah satu kota impian dunia. Namun, kita pun harus optimis bahwa 'mimpi' tersebut pasti bisa diwujudkan dengan TEKAD dan KEMAUAN yang sangat gigih.

Untuk membangun dan memajukan ibukota Republik Indonesia ini, tentunya kita harus berkaca terlebih dahulu terhadap kenyataan yang terjadi pada saat ini tentang kota Jakarta. Pada SAAT INI, (ingat: saat ini) Jakarta mungkin menjadi salah satu 'neraka dunia' bagi para wisatawan mancanegara, bahkan bagi para warga negara Indonesia sendiri. Hal ini kiranya wajar dan tidak berlebihan. Di balik pesona Jakarta sebagai satu-satunya kota metropolitan terbesar dan termegah di Indonesia, kota ini memiliki 1001 nilai minus yang menyebabkan berbagai ketidaknyamanan warga untuk singgah di Jakarta. Menurut saya pribadi, berikut ini adalah nilai-nilai minus Jakarta:

- Over populated. Ya, Jakarta yang luasnya sekitar 600 km persegi dihuni oleh lebih dari 8 juta penduduk ditambah sekitar 1-2 juta penduduk di hari-hari kerja pada waktu siang. Ini adalah hal yang tidak lazim ditemui di ibukota-ibukota negara lain di dunia yang sudah memiliki concept plan menjadi kota modern berkelas internasional. Bandingkan dengan misalnya Kuala Lumpur, ibukota Malaysia yang dihuni hanya oleh sekitar 2 juta orang atau Singapura yang juga dihuni antara 2-3 juta manusia.
Mohon dicatat: Masalah over populated ini menurut saya menjadi sumber masalah yang terbesar dan paling utama yang melahirkan masalah-masalah berikutnya yang menimpa Jakarta.

- Jakarta's majority people are NEW COMERS! Ya, ini FAKTA! Mayoritas penduduk Jakarta adalah para pendatang baru yang pada masa dahulu mengira akan mendapatkan segalanya di ibukota Indonesia ini. Namun, beribu kali sayang, sebagian besar pula dari mereka tidak memiliki keterampilan kerja yang baik dan kehabisan modal ketika sudah tiba di Jakarta. THIS IS VERY ACUTE PROBLEM! Kemudian, yang ada adalah mereka membangun banyak pemukiman kumuh di berbagai tempat di Jakarta. Inilah awal mula lahirnya julukan "Big Durian" alias "Kampung Raksasa" untuk kota Jakarta yang begitu 'mesra' hubungan antara gedung-gedung pencakar langit dengan kawasan-kawasan setinggan yang sangat mengkhawatirkan.
Mohon dicatat: Masalah kependudukan yang akut ini kembali menjadi asal-muasal sebab berikutnya yang akan saya ulas.



- Tingginya tingkat kerawanan sosial. Tidak diragukan lagi, Jakarta menjadi salah satu kota yang tingkat kerawanan sosialnya begitu tinggi. Rasanya tidak asing lagi jika kita mendengar kasus pencopetan, pencurian, perampokan, pembunuhan, hingga pemerkosaan di kota yang paling gegap-gempita di Nusantara ini. Ini kembali ke masalah sebelumnya, yakni over-populated. Wajar jika banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan, lalu menganggur dan tidak memiliki penghasilan, ditambah keimanan yang sangat tipis, lalu akhirnya terdorong melakukan berbagai tindak kriminal demi kelangsungan hidupnya. Jumlah orang seperti ini pun sangat banyak, sehingga wajar jika seringkali kita kesulitan mengatasi masalah kerawanan sosial di Jakarta.

- Tingginya ancaman bencana alam. Tidak berlebihan kiranya masalah keempat diberi judul seperti itu. Ya, betapa seringnya ibukota republik ini terserang banjir ketika musim penghujan tiba. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perkampungan kumuh yang berjejer di tepi sungai di tengah kota dan mempersempit aliran sungai. Bahkan ada yang menjadikan sungai di tengah kota sebagai all-in-one, sebagai tempat mandi, cuci, hingga kakus. Masalah sanitasi pun menjadi masalah berikutnya. Selain itu, beberapa bangunan tinggi yang dibangun tanpa memperhatikan saluran pengairan pun menjadi sumber masalah kebanjiran akut ini.

- Sarana infrastruktur yang sangat mengkhawatirkan dan mencemaskan. Ya! Hasil dari masalah tersebut adalah tingginya kemacetan lalu-lintas di Jakarta, salah satu yang terparah di dunia. Kota Jakarta hanya memiliki sekian puluh kilometer jalan tol atau freeway. Sarana transportasi dalam kota hanya dibebankan pada taksi, bus-bus lokal, kereta api usang, dan yang terbaru adalah busway. Bagi orang-orang yang sudah terbiasa tinggal di Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Tokyo, atau bahkan Manila sekalipun, hal ini serasa menjebloskan mereka ke dalam neraka. Betapa sia-sianya waktu yang terbuang akibat traffic jam problem yang sangat akut ini! Sungguh menyedihkan, di balik fakta Jakarta sebagai kota 'termaju' di Indonesia, kota ini belum memiliki sistem transportasi modern terpadu yang berkelas internasional! Isn't it?




- Tingginya tingkat polusi udara dan rendahnya tingkat sanitasi. Ini pun menjadi hasil dari sebab-sebab sebelumnya. Ribuan hingga jutaan kendaraan bermotor yang berlalu-lalang di Jakarta setiap hari dengan mengeluarkan gas karbondioksida dari knalpot yang tak terurus mengakibatkan polusi udara yang akut. Kebiasaan masyarakat yang negatif, seperti membuang air di sungai, membuang sampah di jalan raya, hingga merokok di tempat umum turut menambah daftar panjang buruknya sanitasi Jakarta. Menyedihkan sekali, memang!



- Fasilitas publik yang sangat buruk dan menyedihkan. Coba lihat telepon-telepon umum di Jakarta! Saya jamin kebanyakan dari 'mereka' tidak layak pakai dan kotor. Lalu, betapa sulitnya kita mencari tempat duduk untuk beristirahat sejenak di pinggir trotoar jika sedang lelah. Suatu hal yang kelihatannya sepele namun berdampak negatif pada kenyamanan masyarakat. Lihat pula betapa banyaknya coretan-coretan dinding tak bermoral yang dilakukan oleh orang-orang yang sangat iseng dan hobi berbuat onar di seantero Jakarta, terutama di dinding-dinding besar pinggir jalan raya! Betapa sangat mengganggu pemandangan mata kita!

- Dan masalah-masalah lainnya yang tidak mungkin diurai seluruhnya.

Dari masalah-masalah di atas, menurut saya ada empat (4) SUMBER PROBLEM YANG PALING UTAMA yang menimpa kota Jakarta, yaitu:

KEPADATAN PENDUDUK, KETERTIBAN, KEBERSIHAN, dan FASILITAS PUBLIK.

Anda boleh setuju dan boleh juga tidak. Tergantung dari mana Anda menilai. Namun, itulah yang saya rasakan selama ini karena hampir setiap hari saya pergi ke Jakarta untuk kuliah selama seharian penuh.


========================= S O L U S I =========================

Membeberkan berbagai masalah tentu harus ada solusi yang ditawarkan. Singkat saja, berikut adalah solusi yang coba saya tawarkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan utama DKI Jakarta.
(Mohon dicatat, solusi-solusi berikut mungkin terkesan impian, tetapi sekali lagi dengan TEKAD dan KEMAUAN yang KERAS dan GIGIH, insya Allah bisa dilaksanakan).

- Kurangi jumlah penduduk! Alangkah baiknya jika penduduk yang tinggal di berbagai pemukiman kumuh dan tidak memiliki pekerjaan dikembalikan seluruhnya ke daerah-daerah asal mereka. Jangan dipersepsikan sebagai kebijakan yang kejam! Proses pengembalian mereka tentunya harus dengan imbalan atau pemberian modal yang sangat cukup agar setibanya mereka di daerah-daerah asal mereka, mereka dapat mendirikan tempat tinggal yang layak dan bekerja. Bisa juga dengan membangun kawasan-kawasan khusus untuk menampung para penduduk yang 'kelebihan' tersebut dengan teratur. Lalu, akan diapakan lahan-lahan kumuh yang telah ditinggalkan itu? Dapat kita jadikan sebagai kawasan hijau alias taman kota yang luas atau kita dirikan pusat investasi dan bisnis modern sebagai salah satu usaha membangun ekonomi makro. Bisa pula kita bangun rumah susun bertingkat untuk 'mengganti' tempat tinggal penghuni lama, tentu dengan jaminan pemerintah. Sekali lagi, jangan dipersepsikan sebagai suatu yang kejam, namun cobalah berinovasi jauh ke depan. Dalam hal ini, insya Allah tidak ada yang menzalimi dan dizalimi jika tidak ada nafsu beringas pada saat proses.

- Sterilkan kawasan-kawasan dekat sungai. Dalam hal ini, pemukiman-pemukiman kumuh di sepanjang sungai harus dibebaskan dengan konsep kebijakan seperti yang pertama di atas. Segera larang penggunaan sungai oleh warga untuk mandi, cuci, hingga kakus. Bersihkan air dan lancarkan aliran sungai! Bila memungkinkan untuk diperlebar, perlebar sungai-sungai yang ada. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya ancaman banjir pada musim hujan. Jika mau berpikir lebih maju, manfaatkan sungai besar untuk objek wisata, misalnya dengan adanya perahu-perahu mini yang akan mengantarkan wisatawan berkeliling Jakarta menggunakan transportasi air. Pendapatan kota akan meningkat. Hal ini sudah diberlakukan sejak lama di Singapura, dan terbukti BERHASIL!

- Terapkan undang-undang dan hukum pidana yang konsisten. Singkatnya, dengan hal ini, tingkat kerawanan sosial diharapkan dapat berkurang.

- Berlakukan denda yang sangat tinggi bagi pelanggar lalu-lintas! Biarkan yang benar tetap benar dan yang salah tetap salah! Hindari sogokan pada aparat keamanan. Hendaknya aksi balapan liar yang sangat meresahkan masyarakat segera DILARANG KERAS dan mendapatkan HUKUMAN yang ketat bagi para pelanggarnya. Berlakukan denda yang sangat tinggi bagi orang-orang yang merokok di tempat-tempat umum, membuang sampah sembarangan, mencoret-coret dinding, merusak fasilitas umum, dan memiliki knalpot berkarbondioksida tinggi! Terapkan denda tersebut dengan konsisten tanpa pandang bulu! Untuk membantu hal tersebut, bisa dengan mengerahkan aparat keamanan lebih banyak lagi dan memasang ratusan ribu CCTV di berbagai tempat umum di Jakarta.
Catat: Pemasangan CCTV di berbagai tempat di Jakarta dapat membantu proses pemantauan aktivitas masyarakat dan dapat mencegah potensi serangan terorisme.

- Rawat dan pelihara fasilitas umum seperti telepon umum, taman kota, jembatan penyeberangan, hub bawah tanah, dan lain-lain.

- Percepat pembangunan infrastruktur modern! Ya, Jakarta sudah benar-benar membutuhkan sistem transportasi modern terpadu yang cepat dan murah bagi masyarakatnya dengan standar internasional. Perkembangan busway harus dimodernisasi. Yang terpenting lagi adalah segera REALISASIKAN alias segera WUJUDKAN pembangunan MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit), dan monorail di seantero Jakarta! Ini sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan! Selain itu, perlebar jalan-jalan raya utama di Jakarta dan modernisasikan sistem jalan tol layang di Jakarta. Berlakukan pula aturan agar setiap bus dan taksi hanya boleh berhenti menaikkan dan menurunkan penumpang di halte-halte maupun hotel atau mal! Berlakukan larangan berhenti di sembarang tempat bagi bus dan taksi. Kendaraan-kendaraan bermotor yang usang dan mengakibatkan polusi udara segera kandangkan! Adapun dokar, delman, maupun bajaj tetap dipelihara dan jadikan sebagai sarana transportasi hiburan di kawasan-kawasan wisata.
Jika mampu, segera bangun subway alias kereta api bawah tanah yang menghubungkan stasiun-stasiun interchange (pusat) di Jakarta langsung ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Catat: Jika diberlakukan dengan benar, insya Allah kemacetan kota Jakarta akan berkurang drastis dan ketertiban lalu-lintas di Jakarta akan mencapai tahap yang memuaskan seperti di kota-kota maju lainnya. Lainnya, akan meminimalisasi terjadinya pembuangan waktu dan mewujudkan efisiensi waktu kerja masyarakat.

- Segera laksanakan konsep pembangunan kota modern yang terpadu! Betapa indahnya Jakarta jika gedung-gedung pencakar langit sebagai simbol kemegahan sebuah kota tertata dan berjejer dengan rapi, terutama di kawasan-kawasan bisnis dan investasi utama seperti Mega Kuningan, Sudirman-Thamrin, Gatot Subroto-MT Haryono, dan Bandar Baru Kemayoran. Kombinasikan pula dengan sungai-sungai yang mengalir dengan bersih dan dijadikan sebagai sarana pariwisata domestik, taman-taman kota yang menghijau sebagai paru-paru kota, dan fasilitas-fasilitas umum yang memadai.

- Dan kebijakan lain-lain.

Tentu semua solusi di atas membutuhkan KERJA KERAS, KEMAUAN YANG GIGIH, dan tentu saja: MODAL YANG AMAT SANGAT BESAR!

Jika benar-benar bekerja keras, mau berusaha, berhenti korupsi, dan memanfaatkan dana-dana yang ada untuk alokasi pembangunan Jakarta, insya Allah solusi-solusi di atas dapat dilaksanakan dan hasilnya akan sangat memuaskan.




Kini, tiba saatnya KITA BERMIMPI!

Sekali lagi, jika Jakarta memberlakukan solusi-solusi yang saya tawarkan di atas (boleh solusi yang bersifat konstruktif lainnya), BOLEHLAH KITA BERMIMPI SEBAGAI BERIKUT:

- Jalan-jalan raya di Jakarta sangat lancar, tertib, dan bersih.

- Pemandangan gedung-gedung pencakar langit modern yang berjejer dengan rapi yang dipadukan oleh kerimbunan taman-taman kota yang menghijau. Kadang-kadang diselingi oleh tempat-tempat tinggal masyarakat (perumahan) yang sangat layak huni dan memiliki sanitasi tinggi.




- Berkeliling kota Jakarta untuk keperluan sekolah, kuliah, kerja, dan lain-lain dengan nyaman menggunakan sarana transportasi modern berkelas internasional yang murah, seperti MRT, LRT, monorail, subway, maupun busway. Sehingga tidak akan ada lagi alasan telat dan terlambat karena kemacetan lalu-lintas!

- Betapa mudahnya kita berkeliling Jabodetabek maupun terkoneksi ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan memanfaatkan komuter-komuter modern yang nyaman.

- Betapa nyamannya kita berkeliling kota Jakarta dengan perahu-perahu yang berlayar dengan tenang di sungai-sungai kota Jakarta yang bersih dan terawat.

- Betapa indahnya pemandangan kota Jakarta dari kejauhan tanpa polusi udara dan kawasan setinggan (kumuh) sebagai simbol kemajuan bangsa Indonesia. Serta kota Jakarta yang terang-benderang di malam hari dari lampu-lampu dalam kota dan juga gedung-gedung pencakar langit yang menghias kota Jakarta.

- Dan IMPIAN LAINNYA.



Jika sudah seperti itu, orang-orang akan merasa sangat nyaman bersekolah, kuliah, bekerja, dan tinggal di Jakarta. Pembangunan daerah-daerah lain di Indonesia pun akan terbantu jika ibukotanya sudah teratur.

Hal lainnya, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta akan mempersepsikan Indonesia sebagai negara yang sangat maju dan teratur serta layak untuk terus dikunjungi. Para turis asing itu mungkin tidak akan lagi membandingkan Jakarta dengan ibukota-ibukota lain di Asia Tenggara. Jakarta akan dibandingkan kualitasnya dengan New York, Philadelphia, Chicago, Tokyo, atau London!

Dan jika sudah seperti ini, maka bolehlah kita sekali lagi bermimpi:

JAKARTA KOTA IMPIAN DUNIA!

JAKARTA IS THE WORLD'S GREATEST METROPOLITAN!

Ok? Sekali lagi, jangan pesimis dan ragu. Yakinlah bahwa jika kita MAU, maka kita pasti MAMPU MEWUJUDKAN JAKARTA sebagai KOTA IMPIAN DUNIA!


Oleh: Indra Setyo Rahadhi
Mahasiswa Program Studi Sastra Arab
Universitas Al-Azhar Indonesia - Jakarta.