Monday, August 4, 2014

Elizabeth Bowes-Lyon - Ibunda Tercinta Ratu Elizabeth II

Elizabeth Bowes-Lyon
Beliau adalah salah satu ibu suri kerajaan paling termasyhur dalam sejarah dunia. Ya, beliau adalah Elizabeth Angela Marguerite Bowes-Lyon. Ibu Suri Elizabeth Bowes-Lyon lahir pada tanggal 4 Agustus 1900 dan wafat pada tanggal 30 Maret 2002 dalam usia 101 tahun. Beliau tidak lain ialah Permaisuri dari George VI, Maharaja Britania Raya tahun 1936 hingga tahun 1952 tatkala Sang Raja wafat. Setelah Raja George VI wafat, beliau dikenal sebagai Ibu Suri Elizabeth, agar tidak menimbulkan ambiguitas atau kebingungan dengan anaknya, Elizabeth Alexandra Mary atau Elizabeth II, yang otomatis menjadi Ratu Kerajaan Inggris Raya menggantikan ayahnya hingga saat ini.

Sebelum Raja George VI naik tahta pada tahun 1923 hingga tahun 1936, Elizabeth Bowes-Lyon dikenal sebagai istri Adipati York. Elizabeth Bowes-Lyon juga menjadi Ratu Irlandia dan Ratu India yang terakhir. Sebagai istri raja, Elizabeth terkenal karena berperan memberikan dukungan moril kepada rakyat Inggris selama Perang Dunia II, sehingga Adolf Hitler sampai mengilustrasikannya sebagai 'perempuan paling berbahaya di Eropa'. Hingga tahun-tahun terakhirnya, Elizabeth masih tetap populer di kalangan keluarga besar Kerajaan Britania Raya di tengah-tengah banyaknya anggota royal family yang mulai redup pamornya akibat berbagai macam 'cerita'.

Elizabeth Bowes-Lyon adalah anak perempuan keempat dan anak ke-9 dari 10 anak pasangan Claude George Bowes-Lyon alias Lord Gamis alias 14th Earl of Strathmore and Kinghorne dan Cecilia Nina Cavendish-Bentinck. Tempat kelahirannya memang tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, konon Elizabeth dilahirkan di rumah orangtuanya di Belgrave Mansions, Grosvenor Gardens, London, atau di sebuah ambulans yang sedang membawa ibunya ke rumah sakit. Kelahiran Elizabeth didaftarkan di Hitchin, Hertfordshire, dekat rumah keluarganya di pedesaan Strathmore St. Paul's Walden Bury. Elizabeth juga dibaptis di sana pada tanggal 23 September 1900 di gereja setempat. Masa kecil Elizabeth banyak dilalui di St. Paul's Walden dan Kastil Glamis, rumah nenek moyang Earl yang berlokasi di Glamis, Angus, Skotlandia.

Pada hari ulang tahun Elizabeth yang ke-14, Kerajaan Inggris Raya menyatakan perang terhadap Jerman. Kakak laki-lakinya yang bernama Fergus, seorang perwira di Resimen Black Watch, terbunuh dalam Pertempuran Loos, Prancis, pada tahun 1915. Seorang kakak lelakinya yang lain, Michael, dinyatakan hilang dalam pertempuran yang terjadi pada bulan Mei 1917, meskipun sebenarnya ia ditangkap setelah terluka dan tetap mendekam di sebuah kamp tahanan perang hingga perang berakhir. Glamis lantas berubah menjadi rumah perawatan untuk para serdadu yang terluka, di mana Elizabeth ikut membantu mengelolanya. Salah seorang serdadu yang dirawatnya menulis dalam buku otobiografinya bahwa ia akan "digantung, ditarik, dan ditahan ... digantung dengan intan-permata, ditarik dalam sebuah kereta, dan ditahan di rumah terbaik di negeri ini".

Ketika Pangeran Albert - yang biasa dipanggil "Bertie" oleh keluarganya -, anak kedua dari George V dan kelak dikenal sebagai Raja George VI melamar pada tahun 1921, Elizabeth sempat menolak karena khawatir bahwa ia tidak akan pernah lagi bebas berpikir, berbicara, dan bertindak seperti biasanya. Ketika Albert memutuskan bahwa ia tidak akan menikahi orang lain, sang ibu yaitu Ratu Mary, berkunjung ke Glamis untuk melihat sendiri gadis yang telah mencuri hati putranya. Ratu Mary pun menjadi yakin bahwa Elizabeth-lah satu-satunya gadis yang dapat membuat Bertie bahagia, meskipun beliau tetap tidak ikut campur.

Sempat ada desas-desus yang mengatakan bahwa Elizabeth akan menikahi kakak laki-laki Bertie, yaitu Edward, sampai banyak koran yang menyebarkan gosip bahwa mereka telah bertunangan, meskipun akhirnya para sejarawan menyimpulkan semua laporan tersebut keliru. Keputusan Albert dalam memilih Elizabeth, seorang rakyat jelata, sebagai istrinya sekaligus Putri Kerajaan, saat itu dianggap tidak lazim, karena keluarga kerajaan biasanya menikah dengan sesama bangsawan. Pada waktu itu, pernikahan Albert dengan seorang rakyat jelata bernama Elizabeth dianggap sebagai sebuah sikap 'modernisasi politik'.

Akhirnya, Elizabeth bersedia menikah dengan Bertie, meskipun awalnya ia ragu-ragu mengenai kehidupan di lingkungan kerajaan. Mereka menikah pada tanggal 26 April 1923 di Westminster Abbey, London. Dalam perjalanannya menuju Abbey, Elizabeth meletakkan karangan bunganya di Makam Pahlawan Tak Dikenal, sebuah sikap yang sejak saat itu ditiru oleh setiap pengantin kerajaan, meskipun mereka memilih untuk melakukannya dalam perjalanan kembali dari altar dan bukan menuju ke altar. Elizabeth Bowes-Lyon kemudian dikenal sebagai Her Royal Highness The Duchess of York. Pangeran Albert dan Putri Elizabeth lantas berbulan madu di Polesden Lacey, sebuah rumah mewah di Surrey, lalu pergi ke Skotlandia. Pada tahun 1926, pasangan tersebut memperoleh anak pertama mereka, Elizabeth Alexandra Mary, yang kelak menjadi Ratu Elizabeth II. Seorang anak perempuan lainnya, Margaret Rose, dilahirkan empat tahun kemudian.

Penobatan dan Pengunduran Diri Edward VIII, serta Naik Tahtanya George VI

Pada tanggal 20 Januari 1936, Raja George V meninggal dunia dan tahta Kerajaan Inggris Raya diwariskan kepada kakak laki-laki Albert, Sang Pangeran Wales yang menjadi Raja Edward VIII. Dahulu, Raja George V dan Ratu Mary pernah berterus terang tentang keragu-raguannya mengenai anak sulung mereka itu. Bahkan, Raja George V telah menyatakan keinginannya dengan mengatakan, "Saya memohon kepada Tuhan agar anak sulung saya tidak akan pernah menikah dan tidak ada satupun yang bisa menghalangi Bertie serta Lilibet agar naik tahta."

Seolah-olah memenuhi keinginan orangtuanya, Edward sengaja menciptakan suatu 'krisis konstitusional' berupa memaksakan pernikahannya dengan seorang janda cerai Amerika Serikat bernama Wallis Simpson. Walaupun secara hukum Edward dapat menikahi Wallis dan tetap bertahan sebagai raja, para menteri kerajaan menasihatinya bahwa rakyat Inggris tidak akan pernah sudi menerima Wallis sebagai ratu. Kalaupun dipaksakan, maka konsekuensinya Edward dan Wallis harus turun tahta. Akibatnya, hal tersebut akan menggiring raja ke dalam pemilihan umum dan dengan demikian pasti merusak statusnya sebagai seorang raja yang secara konstitusional dan politik netral.

Atas hal itu, Edward akhirna turun tahta dan menyerahkannya kepada Albert yang tidak memiliki keinginan untuk menjadi raja karena hanya mempunyai persiapan yang sedikit untuk peranan tersebut, meskipun orangtuanya memang mengharapkan dia sebagai penguasa Inggris Raya berikutnya. Namun, Albert tetap menjadi raja dan mengambil nama George VI. Albert dan Elizabeth pun dimahkotai sebagai Raja George VI dan Ratu Elizabeth dari Kerajaan Inggris Raya serta Maharaja dan Ratu India (hingga tahun 1947) pada tanggal 12 Mei 1937. Ketika Edward dan Wallis diangkat menjadi Duke and Duchess of Windsor, Ratu Elizabeth mendukung keputusan Raja George VI untuk tidak memberikan gelar "Yang Mulia" kepada Wallis. Bahkan, Sang Raja belakangan lebih suka menyebut Sang Duchess sebagai 'perempuan itu'.

Tur Kerajaan ke Kanada dan Amerika Serikat di Tahun 1939

Pada bulan Juni 1939, George VI dan Elizabeth Bowes-Lyon menjadi raja dan ratu pertama yang sedang berkuasa yang berkunjung ke Kanada dan Amerika Serikat. Tur kerajaan ke Kanada sangat panjang, terutama berkunjung ke berbagai pantai, sebelum berbelok sebentar ke Amerika Serikat untuk mengunjungi keluarga Presiden Franklin Delano Roosevelt di Gedung Putih hingga tempat kediaman mereka di Hudson River Valley. Pasangan kerajaan tersebut diterima oleh masyarakat Kanada dan Amerika Serikat dengan sangat antusias, dimana sebagian besar mereka meyakini anggapan George VI dan Elizabeth sebagai pengganti yang kurang layak bagi Edward yang kharismatis adalah salah besar. Seusai kunjungan tersebut, Ratu Elizabeth bertutur kepada Perdana Menteri Kanada Mackenzie King bahwa tur tersebut telah sukses membentuk citra pasangan keluarga Kerajaan Inggris Raya. Ratu Elizabeth pun di kemudian hari sering berkunjung kembali ke Kanada, baik dalam kunjungan resmi kerajaan maupun kunjungan pribadi.

Sumber Referensi:
  1. Elizabeth Bowes-Lyon di Wikipedia Bahasa Indonesia
~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..

4 comments:

  1. Beliau adalah istri dari Raja George VI, sekaligus ibu kandung tercinta Ratu Inggris Elizabeth II ...

    ReplyDelete
  2. God Bless Queen's Mother, Elizabeth Bowes-Lyon ...

    ReplyDelete
  3. BOLAVITA adalah Salah Satu Agen Judi Online Teraman Dan Terpercaya.
    BOLAVITA Menyedikan Berbagai Produk Game Untuk Para Bettor Di Indonesia, Diantaranya;

    -SBOBET
    -MAXBET
    -368BET
    -WM555 CASINO
    -SABUNG AYAM
    -BOLA TANGKAS
    -PLAY126
    -Joker123 ( Fish Hunter )

    BOLAVITA Juga Sedang Mengadakan Event Promo Bonus Spesial Natal & Tahun Baru 2019 Freebet 1 Juta untuk para Bettor.
    Dan Tidak Lupa, BOLAVITA Juga Sedang Banyak Promo Menarik loh Untuk Para Bettor, Diantaranya ;

    HOT PROMO BOLAVITA !!!

    -Bonus New Member up To 10%
    -Bonus Setiap Deposit 5%
    -Cashback Lose 10%
    -Rollingan Casino 1% Full
    - DLL

    Nahh Untuk Info Yang Lebih Detail Bisa Langsung Hubungi CS Yang Sedang Bekerja ya

    Contact Person ;
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete