Saturday, January 25, 2014

Fitnah Kaum Ekstrimis-Radikalis Pendompleng Nama Agama Terhadap Sejarah Nasional Indonesia

Beberapa tahun silam, aku pernah membuka sebuah situs web di internet yang isinya begitu fanatik, mengatasnamakan agama tertentu (agama dengan pemeluk mayoritas di Indonesia), menebarkan kebencian terhadap para penganut agama lain, dan bahkan berusaha memutarbalikkan fakta sejarah nasional negara tercinta kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Alamat situs web tersebut adalah:


Saat ini, website tersebut telah 'mati' alias tidak bisa dibuka kembali, karena masa kontraknya dengan website provider-nya telah habis dan tidak diperpanjang, sehingga alamat situs web itu kini sudah shut down permanen. Untuk diketahui, saat situs web tersebut masih aktif, artikel-artikel yang ada di dalamnya luar biasa 'parah', karena menebar kebencian terhadap kaum non-Muslim, memutarbalikkan fakta sejarah nasional Indonesia, dan bahkan menuding para founding fathers bangsa kita sebagai plagiator. Na'udzubillah min dzalik. Lebih jelasnya, silakan cek screenshot yang aku lampirkan di bawah ini. Gambar itu aku ambil sekitar tiga tahun yang lalu, saat situs web penebar fitnah itu masih 'eksis'.


Mari kita bahas langsung kepada inti permasalahan.Fitnah-fitnah karangan para radikalis dan ekstrimis yang membawa-bawa nama agama tertentu tersebut menyerang langsung pada sejarah nasional Indonesia. Mereka berani sekali memfitnah para founding fathers kita dengan sebutan 'para plagiator'. Apa dalil-dalil mereka sehingga berani memfitnah para bapak bangsa kita yang dengan darah dan air mata telah berkorban dan berjuang mati-matian demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia?

Berikut ini fitnah-fitnah mereka terhadap bangsa Indonesia dan para founding fathers kita beserta bantahan yang aku lontarkan untuk menjawab berbagai tudingan mereka.

1. Swaramuslim.Net: Lagu Kebangsaan Indonesia Raya adalah Jiplakan dari Lagu "Pinda-Pinda Lekka-Lekka" yang Populer di Belanda pada Tahun 1600-an.

Bantahan: Tidak benar itu! Wage Rudolf Supratman (rahimahu-Allah) menyusun lagu kebangsaan "Indonesia Raya" secara murni 100% tanpa adanya contekan maupun jiplakan dari lagu manapun. Kalaupun nadanya dipaksakan 'mirip' , hanya ada sekitar 4 atau 5 nada saja yang mirip antara Indonesia Raya dengan Pinda-Pinda Lekka-Lekka. Sangat tidak masuk akal jika kebetulan adanya 4-5 nada yang mirip antara kedua lagu lantas menjadi pembenar untuk memfitnah W. R. Supratman telah melakukan tindakan plagiat.

2. Swaramuslim.Net: Pancasila adalah Jiplakan dari Ideologi Zionisme dan Freemasonry.

Bantahan: Pantaskah sekelompok golongan yang mengaku 'memperjuangkan agama dan umatnya' menebar fitnah tak berdasar seperti ini? Pantaskah mereka yang mengaku 'berjuang untuk persatuan umat' justru malah menebar bibit-bibit perpecahan antarumat beragama seperti ini?

Pancasila adalah falsafah peradaban luhur bangsa Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu yang kemudian digali, dikombinasikan, dan diracik secara cantik oleh Bung Karno berdasarkan urutan histori dan pengamalannya. Pancasila adalah ideologi yang menaungi dan mempersatukan semua ajaran baik berbagai agama yang dianut oleh rakyat Indonesia: Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, Hindu, dan Konghuchu. Bahkan, khusus untuk umat Islam sendiri, bisa dicek bahwa ajaran Pancasila tidak ada satupun yang melenceng dari ajaran agama Islam. Malah bisa dikatakan bahwa apa yang diajarkan oleh Pancasila telah dibawa dan disempurnakan jauh-jauh hari oleh agama Islam. Pancasila adalah ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang beragama, menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab, mampu untuk bersatu, menyelesaikan berbagai problematika melalui musyawarah, dan menjunjung tinggi keadilan sosial.

Pancasila Beserta Isinya dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Lantas, apa hubungannya dengan ideologi Zionisme atau Freemasonry? Apabila saat ini negara kita belum maju dan sejahtera, maka yang salah bukanlah Pancasila sebagai ideologi negara. Pemerintah negara kita yang sedang berkuasalah - siapapun dan darimanapun asal mereka - yang bertanggung jawab atas kegagalan mengurus republik ini, karena mereka tidak menggunakan wewenangnya sebagai 'penguasa negeri' untuk menerapkan Pancasila secara benar dan sempurna. Jika Pancasila ditanamkan dan diaplikasikan secara sempurna oleh pemerintah dan rakyat negeri ini, insya Allah Indonesia akan maju, sejahtera, dan penuh berkah. Syaratnya satu: basmi korupsi dan nafsu hedonisme dunia hingga ke akar-akarnya, dimulai dari pejabat tertinggi negara hingga rakyat jelata terbawah.

3. Swaramuslim.Net: Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah Jiplakan dari Naskah Proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) Pimpinan Kartosoewiryo.

Bantahan: Tidak perlu susah-susah mencari dalil yang rumit dan memusingkan, secara kasatmata kita semua tahu bahwa Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Kartosoewiryo adalah segolongan pendompleng nama agama 'Islam' yang sangat sesat dan menyimpang dari ajaran Alquran dan Sunnah Rasulullah saw. Negara Islam Indonesia (NII) sudah jelas bisa dipastikan sebagai gerakan separatis-ekstrim-radikal yang dipimpin oleh imamnya yang merupakan teroris tulen pendompleng nama agama, yakni Kartosoewiryo (laknatullah).

Secara historis, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan oleh Ir. Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan Proklamasi Negara Islam Indonesia-nya Kartosoewiryo baru diadakan pada tanggal 7 Agustus 1949. Perbedaan waktunya empat tahun! Secara logis, bagaimana mungkin Bung Karno mencontek atau menjiplak teks abstrak yang baru akan ada di masa depan? Apakah di meja kerjanya Bung Karno terdapat mesin waktu seperti milik Doraemon dan Nobita yang bisa membawa penumpangnya kembali ke masa lalu atau bertamasya ke masa depan? Mustahil!!! Justru lebih masuk akal jika disebut Kartosoewiryo-lah yang mencontek dan menjiplak teks Proklamasi Kemerdekaan RI. Secara serampangan, Swaramuslim.Net juga memfitnah dan memutarbalikkan fakta Peristiwa Rengasdengklok sebagai usaha untuk memusuhi umat Islam.
 
Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945)

Teks Proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) Pimpinan Kartosoewiryo (7 Agustus 1949)
4. Swaramuslim.Net: Bendera Nasional Indonesia "Sang Merah-Putih" adalah Jiplakan dari Bendera Nebangsaan Belanda "Merah-Putih-Biru".

Bantahan: Orang-orang yang berargumen seperti itu kelihatannya tidak pernah belajar sejarah nasional Indonesia secara benar ya. Mungkin karena mata, hati, dan nurani mereka sudah tertutup oleh paham ekstrim dan radikal yang mereka pelajari dari berbagai referensi dan kajian milik gerakan teroris-separatis yang memang bertujuan memecah-belah umat dan lebih jauh lagi ingin menggulingkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perlu diketahui bahwa secara historis asal-muasal bendera nasional Indonesia adalah modifikasi dari bendera nasional Kerajaan Majapahit yang juga berwarna Merah-Putih. Bendera Kerajaan Majapahit sering disebut sebagai 'Sang Dwaja/Pataka', 'Dwaja Abang-Putih', 'Pataka Gula-Kelapa', 'Sang Saka Gula-Kelapa', 'Sang Getih-Getah', dan 'Sang Jingga-Pethak'.

Bagi bangsa Indonesia, warna merah melambangkan keberanian bangsa Indonesia mengusir para agresor, memperjuangkan kebenaran, dan menegakkan kedaulatan negara di tanah air ibu pertiwi dengan jiwa yang berkobar-kobar laksana api yang menyala-nyala. Adapun warna putih melambangkan kesucian jiwa dan hati bangsa Indonesia dalam mengarungi kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama sesuai dengan petunjuk Tuhan Yang Mahakuasa.

Kita semua juga sudah tahu bahwa sebenarnya misi negara Republik Indonesia modern saat ini adalah berjuang untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, sangat wajar jika negeri kita memilih Merah-Putih peninggalan Kerajaan Majapahit sebagai bendera nasional dengan maksud agar bangsa Indonesia bisa merestorasi era-era kegemilangan dan keemasan Kerajaan Majapahit beberapa ribu tahun yang silam.

Untuk diketahui pula, bahwasanya bendera Kerajaan Majapahit sudah ada sejak abad ke-13, yakni sekitar tahun 1290-an. Sedangkan, William of Nassau (Wilhelmus van Nassouwe), Sang Raja Pertama Kerajaan Belanda, baru mendeklarasikan pendirian Kerajaan Belanda pada tahun 1800-an. Artinya, bendera Kerajaan Majapahit yang agung itu telah berkibar selama lima abad lebih sebelum Kerajaan Belanda memperkenalkan bendera Merah-Putih-Biru-nya kepada dunia. Jadi, secara logis bagaimana mungkin Kerajaan Majapahit mencontek bendera yang baru ada lima ratus tahun kemudian?

Umbul-Umbul Kerajaan Majapahit

Bendera Kerajaan Majapahit
Saudara-saudara sekalian, demikianlah fitnah-fitnah yang dilontarkan oleh segelintir orang yang mengaku 'memperjuangkan agama dan umat', tetapi sebenarnya mereka adalah pihak-pihak yang menjerumuskan dan memecah-belah umat, serta bernafsu meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah merdeka dan berdaulat. Aku juga sudah memberikan bantahannya secara maksimal berdasarkan fakta sejarah, karena aku cinta Indonesia dan cinta agama Islam yang penuh rahmat dan kasih sayang serta jauh dari hobi fitnah-memfitnah. Saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa aku harapkan.

Mari kita bangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan atas Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang-Undang Dasar 1945. Semoga Allah swt. senantiasa meridai segala bentuk perjuangan kita mempertahankan kemerdekaan dan memajukan bangsa serta negara Indonesia tercinta. Amin.

~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..

11 comments:

  1. Ane setuju 100% dengan Gan Indra. :) Betul sekali, Gan. Mereka telah memodifikasi dan memutarbalikkan fakta sejarah demi tujuan nafsu kekuasaan politik mereka sendiri. Apapun agama mereka, tindakan mereka tidak bisa dibenarkan sama sekali. Pokoknya, teroris, ekstrimis, radikalis, dkk. wajib kita musnahkan dari NKRI. They must go to hell! Hehehe ... :)

    ReplyDelete
  2. Tindakan para pendompleng agama tersebut justru akan kontradiktif, karena malah akan semakin memperburuk citra Islam yang sesungguhnya adalah agama rahmatan lil-'alamin.

    ReplyDelete
  3. Teroris-teroris kayak gitu mah buang aja ke laut! Hahahah ...

    ReplyDelete
  4. Golongan-golongan yang berpikiran sempit dan fanatis berlebihan seperti itu memang berbahaya, Kang Indra. Alih-alih mereka memperjuangkan Islam, yang ada justru mereka menambah citra agama Allah semakin buruk, kesannya sepertinya Islam itu identik dengan kekerasan dan anarkisme. Benar mereka harus ditindak tegas. Tetapi bagi kita-kita yang tak punya kekuatan, mungkin baiknya kita bantu dengan doa saja semoga suatu hari nanti mereka bisa sadar dengan izin Allah.

    ReplyDelete
  5. Sampai kapanpun negeri ini tidak boleh berubah. Kita semua harus bersatu mempertahankan negara kita dari ancaman gerombolan-gerombolan yang merasa dirinya paling suci sedunia. NKRI dan Pancasila harga mati!!!

    ReplyDelete
  6. @Frans20: Mereka cuma mendompleng nama agama saja. Kalau mereka sudah berkuasa, sama saja. Mereka mungkin akan lebih parah dengan cara menjadi diktator di negeri ini.

    @Iqbal: Agama apapun tidak pernah mengajarkan penyebaran fitnah yang kejam, apalagi sampai menghina para pahlawan pejuang kemerdekaan kita.

    @Evan: Betul tuh Bang!

    @Adang: Bagusnya sih kita desak pemerintah supaya ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang ekstrim begitu cepat dibubarkan saja. Daripada semakin lama exist semakin berbahaya buat negara kita.

    ReplyDelete
  7. Kaum radikalis itu sebenarnya adalah kaum yang menjalankan Islam secara murni.
    Hanyasaja sepertinya mereka salah kaprah
    Untuk ketentuan-ketentuan yan sifatnya berubah oleh zaman, ajaran Islam dari Qur'an tidak memberikan keterangan secara rinci. Misalnya tentang kesenian, pendidikan hingga sistem negara.
    Karena Rasulullah pernah bersabda "kalian lebih tau urusan dunia kalian"
    (Ini dalam hal yang sifatnya bisa berubah)

    Sedangkan dalam hal2 yg tidak berubah sprti sholat, puasa dsb, Al-Qur'an menerangkan dengaaan sangaaat sejlas

    Syukuri NKRI sebagai bentuk cinta kita pada Allah

    ReplyDelete
  8. @Frans20: Ane setuju 100% dengan ente, Gan Frans. Orang-orang yang suka menebar kebencian dan permusuhan terhadap sesamanya dan menganggap diri mereka paling benar dan paling suci tidak layak hidup di negara plural ber-Bhinneka Tunggal Ika seperti Indonesia. Bagusnya mereka membuat negara sendiri saja. Mereka pasti lupa bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.

    @Iqbal Al-Farisi: Betul, Bang Iqbal. Percuma mulut mereka berkoar-koar soal penegakkan syariat Islam dan keadilan sosial jika hati mereka penuh dengan kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka. Apalagi mereka semena-mena menghina-dina para pahlawan pejuang kemerdekaan negeri tercinta kita. Itu adalah tindakan yang amat sangat tidak bisa ditolerir dan dimaafkan.

    @Evan Jonathan: Bila perlu dimutilasi dulu di depan masyarakat umum, karena mereka teroris yang sangat berbahaya, sama bahayanya dengan Osama bin Laden (God's curse on him).

    ReplyDelete
  9. @Adang Darmawan: Memang benar, Kang Adang. Mereka sebenarnya adalah 'musuh dalam selimut' sendiri bagi umat Islam dengan tindakan-tindakan teror mereka. Sebenarnya, kalau pemerintah Indonesia mau tegas, bisa saja ormas-ormas teroris seperti mereka disikat habis dan dibubarkan. Sayang, pemerintah kita terlalu penakut untuk melakukan tindakan-tindakan yang tegas dan tidak populer. -_-

    @Nakamura-Kun: Thumbs up 100%!!! NKRI-Pancasila HARGA MATI!!! Hehehe ... :)

    @Soni: Syariah Islam memang hukum dari Allah swt. dan akan begitu indah dunia ini jika hukum Allah diterapkan dan ditegakkan. Akan tetapi, cara-cara menuju ke sana tidak boleh dengan cara yang ekstrim dan radikal, apalagi sampai menusuk hati kawan-kawan non-Muslim kita dan memperjuangkannya melalui jalur-jalur yang tidak benar/ilegal. Perjuangan penerapan dan penegakan syariah Islam dalam negara yang benar adalah apa yang dicontohkan oleh saudara-saudara kita di Mesir, yakni Ikhwanul Muslimin. Mereka tidak melakukan kekerasan dan mau mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku secara resmi di negara Mesir. Kalau ormas-ormas Islam (biasanya hizbiyyin) di sini, tujuan utama mereka adalah membikin Khilafah Islamiyah terlebih dahulu (tujuan politik paling tinggi), baru kemudian syariah Islam. Mereka tak peduli apapun jalannya mereka terabas, walaupun melalui jalan ilegal dan diharamkan dalam negara yang merdeka dan berdaulat. Yang penting tujuan nafsu kekuasaan politik mereka tercapai. Padahal Islam tidak mengajarkan penggulingan pemerintahan yang sah dalam sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.

    ReplyDelete
  10. Setuju banget 100% dengan Gan Indra. Tidak ada tempat bagi ekstrimisme dan radikalisme atas nama agama di Indonesia kita. Sampai mati Indonesia tetap Indonesia yang ber-Pancasila!!! Merdeka!!!

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete