Pancasila 1 Juni 1945 Formula Bung Karno |
Masya Allah, betapa dangkalnya pemahaman mereka mengenai sejarah nasional Indonesia. Apalagi, orang-orang yang tergabung ke dalam golongan ekstrim-radikal tersebut kebanyakan adalah 'anak-anak muda' yang lahir di atas tahun 1945-an, sehingga bisa dipastikan tidak pernah mengalami, memahami, dan menghayati betapa beratnya perjuangan pahlawan-pahlawan bangsa kita dalam meraih, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan dengan darah dan air mata.
Melalui postingan ini, aku akan membagikan sekelumit tulisan Bung Karno sendiri tentang posisi beliau dalam sejarah kelahiran Pancasila yang sakti. Meskipun 'Putra Sang Fajar' telah mangkat kehadirat Allah swt., akan tetapi tulisan-tulisan beliau tidak akan pernah lekang ditelan sejarah. Mengenai tuduhan-tuduhan sebagian orang dan golongan yang beranggapan bahwa Soekarno adalah pencipta Pancasila yang 'melawan' Tuhan, biarlah Ir. Soekarno sendiri yang menjawab dan membantah secara langsung melalui tulisan beliau yang aku ketik ulang di bawah ini.
Tulisan Bung Karno di bawah ini aku ketik langsung dari sumber-nya dengan sedikit suntingan. Selamat membaca. Semoga bermanfaat dalam menambah wawasan nasionalisme kita semua dan semoga Allah swt. menempatkan Pemimpin Besar Revolusi Bangsa Indonesia Bung Karno yang kita cintai dan kita hormati bersama di dalam surga-Nya yang tertinggi, kekal, dan abadi.
------------------------------------------------------------
Saya bukanlah pencipta Pancasila. Saya bukanlah pembuat Pancasila. Apa yang saya kerjakan tempo hari, ialah sekadar mem-formuleer perasaan-perasaan yang ada di dalam kalangan rakyat dengan beberapa kata-kata yang saya namakan "Pancasila". Saya tidak merasa membuat Pancasila dan salah sekali jika ada orang mengatakan bahwa Pancasila itu buatan Soekarno, bahwa Pancasila itu buatan manusia. Saya tidak membuatnya, saya tidak menciptakannya. Jadi, apakah Pancasila itu buatan Tuhan, itu lain pertanyaan.
Aku bertanya. Aku melihat daun daripada pohon itu hijau. Nyata hijau itu bukan buatanku, bukan buatan manusia. Apakah warna hijau daripada daun itu dus buatan Tuhan? Terserah kepada saudara-saudara untuk menjawabnya. Aku sekadar konstateren, menetapkan dengan kata-kata satu keadaan.
Di dalam salah satu amanat yang saya ucapkan di hadapan resepsi para penderita cacat beberapa pekan yang lalu, saya berkata bahwa saya sekadar menggali di dalam bumi Indonesia dan mendapatkan lima berlian. Lima berlian inilah saya anggap dapat menghiasi tanah air kita ini dengan cara yang seindah-indahnya. Aku bukan pembuat berlian ini, aku bukan pencipta dari berlian-berlian ini, sebagaimana aku bukan pembuat daun yang hijau itu. Padahal aku menemukan itu ada daun hijau. Jikalau ada seseorang saudara berkata bahwa Pancasila adalah buatan manusia, aku sekadar menjawab, "Aku tidak merasa membuat Pancasila itu, tidak merasa menciptakan Pancasila itu."
Aku memang manusia. Manusia dengan segala kedaifan daripada manusia. Malahan manusia yang tidak lebih daripada saudara-saudara yang kumaksudkan itu tadi. Tetapi aku bukan pembuat Pancasila, aku bukan pencipta Pancasila. Aku sekadar mem-formuleer-kan adanya beberapa perasaan di dalam kalangan rakyat yang kunamakan "Pancasila". Aku menggali di dalam buminya rakyat Indonesia dan aku melihat di dalam kalbunya bangsa Indonesia itu ada hidup lima perasaan. Lima perasaan ini dapat dipakai sebagai pemersatu daripada bangsa Indonesia yang 80 juta jiwa ini. Tekanan kata memang kuletakkan kepada daya pemersatu daripada Pancasila itu.
Di belakangku terbentang peta Indonesia, yang terdiri dari berpuluh-puluh pulau yang besar-besar, beratus-ratus, beribu-ribu, bahkan berpuluh-puluh ribu pulau-pulau yang kecil-kecil. Di atas kepulauan yang berpuluh-puluh ribu ini adalah hidup satu bangsa yang 80 juta jiwa jumlahnya. Satu bangsa yang mempunyai aneka warna adat-istiadat. Satu bangsa yang mempunyai aneka warna cara berpikir. Satu bangsa yang mempunyai aneka warna cara mencari hidup. Satu bangsa yang beraneka ragam warna agamanya.
Bangsa yang berdiam di atas puluhan ribu pulau antara Sabang sampai Merauke ini harus kita persatukan bilamana bangsa ini ingin tergabung di dalam satu negara yang kuat. Maksud kita yang pertama sejak daripada zaman kita melahirkan gerakan nasional ialah mempersatukan bangsa yang 80 juta jiwa ini di dalam suatu negara yang kuat. Kuat, karena berdiri di atas kesatuan geografi dan kuat pula oleh karena berdiri di atas kesatuan tekad.
Pada saat kita menghadap kemungkinan untuk mengadakan Proklamasi Kemerdekaan, dan alhamdulillah bagi saya pada saat itu bukan lagi kemungkinan, tetapi kepastian, kita menghadapi soal bagaimana negara hendak datang ini, kita letakkan di atas dasar apa? Maka di dalam sidang daripada para pemimpin Indonesia seluruh tanah air, dipikir-pikirkan soal ini dengan cara yang sedalam-dalamnya. Di dalam sidang inilah buat pertama kali saya formuleer-kan apa yang kita kenal sekarang dengan perkataan "Pancasila". Sekadar formuleeren, oleh karena lima perasaan ini telah hidup berpuluh-puluh tahun, bahkan beratus-ratus tahun di dalam kalbu kita. Siapa yang memberi bangsa Indonesia akan perasaan-perasaan ini? Saya sebagai orang yang percaya kepada Allah swt. berkata, "Sudah barang tentu yang memberikan perasaan-perasaan ini kepada bangsa Indonesia ialah Allah swt. pula."
Sumber: Buku "Anjuranku Kepada Segenap Bangsa Indonesia" karya Ir. Soekarno.
------------------------------------------------------------
~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..
Patut dibaca oleh orang-orang yang ekstrim dan sering memfitnah Bung Karno dan juga para bapak bangsa yang telah tiada.
ReplyDeleteSetuju!!! Biar otaknya pada benar, kagak sakit jiwa. Hahaha ... :D
DeletePancasila rumusan Bung Karno adalah hal yang harus kita amalkan sebagai warga negara Indonesia yang setia dan berbakti kepada nusa dan bangsa.
ReplyDeleteSetuju, Bang!!!
DeleteNoh yang ekstrim-ekstrim suka menuduh Bung Karno menciptakan Pancasila kudu wajib harus baca ini!!! Terutama mereka yang radikal yang menuduh Bung Karno mau menandingi Tuhan karena bikin sistem hukum manusia buatan sendiri, kudu baca ini, biar otaknya balik normal lagi kagak sarap alias gila. Hahaha ... :D
ReplyDeleteArtikel yang sangat bagus. Perlu dibaca untuk menambah wawasan.
ReplyDeleteBung Karno hanya sebatas merumuskan Pancasila, bukan menciptakan Pancasila. Jadi sangat dangkal dan picik orang-orang yang dengan bengisnya menyamakan Bung Karno dengan Tuhan Yang Mahakuasa, apalagi yang menuduh dan memfitnah Bung Karno sebagai musuh agama karena telah menciptakan thaghut bernama Pancasila. Artikel ini berisi bantahan terhadap praduga-praduga keji orang-orang ekstrim dan radikal tersebut yang nyata-nyata sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
ReplyDeletesaya lahir di Sumatera Utara (kota Medan) tahun 1959,dan pada tahun 1971 saya sudah membaca teks ini sewaktu duduk di kelas VI.SR (Sekolah Rakyat) saat itu.Dan saya mendapatkan dari orang tua saya yang berprofesi sebagai Wartawan,dan Teks itu benar adanya,sayang saya tidak menyimpannya karena saat itu saya benar2 masih belia.
ReplyDeleteBOLAVITA adalah Salah Satu Agen Judi Online Teraman Dan Terpercaya.
ReplyDeleteBOLAVITA Menyedikan Berbagai Produk Game Untuk Para Bettor Di Indonesia, Diantaranya;
-SBOBET
-MAXBET
-368BET
-WM555 CASINO
-SABUNG AYAM
-BOLA TANGKAS
-PLAY126
-Joker123 ( Fish Hunter )
BOLAVITA Juga Sedang Mengadakan Event Promo Bonus Spesial Natal & Tahun Baru 2019 Freebet 1 Juta untuk para Bettor.
Dan Tidak Lupa, BOLAVITA Juga Sedang Banyak Promo Menarik loh Untuk Para Bettor, Diantaranya ;
HOT PROMO BOLAVITA !!!
-Bonus New Member up To 10%
-Bonus Setiap Deposit 5%
-Cashback Lose 10%
-Rollingan Casino 1% Full
- DLL
Nahh Untuk Info Yang Lebih Detail Bisa Langsung Hubungi CS Yang Sedang Bekerja ya
Contact Person ;
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete