Saturday, February 15, 2014

Beberapa Fenomena Menarik Pasca Erupsi Gunung Kelud Tanggal 13 Februari 2014

Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014
Tepat pada pukul 22.50 WIB tengah malam hari Kamis, 13 Februari 2014 (sudah masuk hari Jumat menurut sistem penanggalan Islam maupun sistem penanggalan Jawa), Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur, mengalami erupsi (letusan) yang sangat dahsyat. Akibat letusan yang sangat dahsyat dan gelombang angin yang sangat kencang, abu vulkanik Gunung Kelud bahkan terbawa tidak hanya di sekitar Blitar, Kediri, atau Pare saja, tetapi terbang hingga ke Surabaya, Sidoarjo, Malang, Yogyakarta, Solo, Bandung, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.

Percaya atau tidak percaya, setiap kejadian alam yang berlangsung di negeri ini biasanya membawa 'pesan-pesan' tertentu, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Apalagi, masih banyak di antara masyarakat Indonesia yang senang terhadap hal-hal yang beraroma mistis, termasuk aku sendiri. Suka atau tidak suka, hal-hal yang dipercaya sebagai mistis tersebut sering terjadi secara nyata.

Dalam tulisan kali ini, aku akan menguraikan beberapa fenomena menarik terkait meletusnya Gunung Kelud pada hari Kamis tengah malam, 13 Februari 2014 kemarin, yang dirangkum dari berbagai sumber. Selamat membaca.

1. Meletusnya Gunung Kelud Termaktub dalam Kitab Suci Alquran

Tanggal 13 Bulan 2 (Surat 13 - Al-Ra'd - Ayat 2):

"Allah-lah yang menegakkan langit tanpa tiang (seperti) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah-lah yang mengatur segala urusan (ciptaan-ciptaan-Nya) dan menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, agar kamu meyakini pertemuan (kamu) dengan Tuhanmu kelak."

Erupsi Pukul 22:49 s.d. Pukul 22:50 (Surat 22 - Al-Hajj - Ayat 49-50):

"(Katakanlah) 'Wahai manusia, bahwasanya aku (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kalian!' Oleh karena itu, orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan ampunan dan rizki yang mulia."

Tahun 2014 (Surat 20 - Thaha - Ayat 14):

"Bahwasanya Aku adalah Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku. Oleh karena itu, sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku."

Meletusnya Gunung Kelud adalah musibah bagi orang-orang yang ingkar, tetapi menjadi ujian bagi orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah.

Sumber Referensi di sini.

2. Lahar Api Gunung Kelud Membentuk Lafaz "ALLAH" dalam Tulisan Arab

Percaya atau tidak percaya, apabila kita perhatikan secara seksama, ternyata lahar api yang dimuntahkan oleh Gunung Kelud yang erupsi membentuk suatu lafaz dalam bahasa dan tulisan Arab, yaitu "ALLAH". Lebih jelasnya bisa dilihat pada foto di bawah ini.

Lahar Api Muntahan Gunung Kelud 13 Februari 2014
Lahar Api Gunung Kelud Membentuk Lafaz "ALLAH" dalam Tulisan Arab
Sumber Referensi di sini.

3. Erupsi Gunung Kelud Menimbulkan Berbagai Fenomena Penampakan Mistis

Sebuah situs berita online populer di Indonesia membeberkan sejumlah fenomena penampakan mistis yang menarik terkait berbagai hal yang terlihat pasca erupsi Gunung Kelud tanggal 13 Februari 2014. Foto-foto dengan fenomena penampakan mistis tersebut diterima oleh detik.com dari seseorang bernama Alif Ahmad yang tinggal di Desa Kotes, Kecamatan Gantusari, Kabupaten Blitar, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Gunung Kelud. Seperti apa fenomena 'penampakan-penampakan' tersebut? Silakan simak pada foto-foto di bawah ini yang telah aku cuplik langsung dari sumbernya.
  
Gumpalan Abu Vulkanik dan Kilat di Atas Gunung Kelud Menyerupai Bentuk Hewan Tertentu
Sambaran Halilintar dan Kilat di Atas Gunung Kelud Membentuk Huruf A
Gumpalan Abu Vulkanik Gunung Kelud Menyerupai Bulu Domba
Gumpalan Abu Vulkanik dan Kilatan Halilintar di Atas Gunung Kelud Membentuk Kepala Hewan
Gumpalan Abu Vulkanik di Atas Gunung Kelud Menyerupai Seekor Burung Hantu
Perpaduan Abu Vulkanik dan Kilatan Halilintar di Atas Gunung Kelud Menyerupai Kepala Lembu atau Paruh Burung
Sumber Referensi di sini.

Bagaimana menurut Anda? Ya, percaya atau tidak percaya dan suka atau tidak suka, itulah hal-hal yang telah terjadi pasca erupsi Gunung Kelud pada hari Kamis tengah malam, 13 Februari 2014 kemarin. Pada akhirnya semua kembali kepada keyakinan, interpretasi, dan tafsir masing-masing individu. Tidak perlu saling berdebat terkait hal-hal seperti ini, apalagi saling menghujat dan mencaci-maki. Mari kita belajar menghormati opini dan argumentasi orang lain. Sekian dan semoga bermanfaat.

~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..

5 comments:

  1. Subhanallah ... Laa Ilaaha Illa Allah ... Allahu Akbar ...

    Tiada Dzat yang lebih layak disembah dan dimintai pertolongan oleh manusia kecuali Allah SWT Ilahi Rabbi.

    Semoga dengan peristiwa meletusnya Gunung Kelud dapat menjadi hikmah dan pelajaran bagi kita semua untuk selalu berdzikir mengingat Allah SWT, memperbanyak ibadah, dan menjauhi semua larangan-Nya. Amin.

    ReplyDelete
  2. Laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'azhiim.

    Sesungguhnya tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

    Apa yang terjadi adalah musibah dan peringatan dari Allah agar manusia yang ingkar kembali mengingat-Nya dan kembali ke jalan-Nya yang lurus. Subhanallah.

    ReplyDelete
  3. Ya Allah,, Masya Allah,, mengerikan sekali... Jadi merinding bacanya...

    Semoga kita dijauhkan dari bala bencana ya Allah,, amin...

    ReplyDelete
  4. Ya, saya setuju. Percaya nggak percaya, apa yang telah terjadi memang telah terjadi. Dan kita sebagai manusia yang memiliki akal budi tentunya harus bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari segala peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

    ReplyDelete
  5. Jika Allah SWT telah menetapkan takdir dan kekuasaan-Nya, maka tidak akan ada satupun makhluk-Nya yang mampu mencegah atau menghindar darinya. Mari kita semua saling mengintrospeksi diri masing-masing. Jangan sampai Allah SWT memurkai kita lalu mengazab kita dengan bencana alam yang sangat mengerikan. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah min dzalik.

    ReplyDelete