Padahal, kita semua tahu bahwa bohong menurut asal hukumnya terkategori sebagai perbuatan berdosa yang tidak disenangi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Setiap agama juga mengajarkan kejujuran. Tidak ada agama yang mengajarkan para pemeluknya untuk berbohong. Kalau ada orang-orang yang berbohong lantas mengatasnamakan agama, maka kebohongan-kebohongan tersebut tentulah kembali kepada kepribadian masing-masing individu tersebut, karena agamanya tidak pernah mengajarkan kebohongan.
Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk 'mengompori' antarpemeluk agama, akan tetapi saya hanya menyajikan fakta-fakta yang wajib diketahui oleh semua orang tentang sejarah kelam di balik tradisi kebiasaan April Mop yang kebetulan melibatkan dua pihak yang berbeda keyakinan. Sekali lagi, tulisan ini berisi fakta sejarah yang dimaksudkan untuk mencerahkan wawasan kita semua tentang April Mop agar tidak terjebak ke dalam tradisi bohong-berbohong yang tidak dibenarkan oleh agama manapun. Baik Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, Hindu, Konghuchu, maupun agama-agama lain, tidak ada yang mendidik umatnya agar menjadi kaum pembohong. Jadi, saya yakin kita semua sudah cukup dewasa untuk dapat bersikap bijak terhadap historiografi yang temanya 'agak berat' seperti ini. Selamat membaca.
Sejarah April Mop
Perayaan April Mop yang selalu berakhir dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April's Fools Day berawal dari satu episode sejarah umat Islam di Spanyol pada tahun 1487 M atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai kepada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol di masa lalu ketika masih berada di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan negeri-negeri sekitar menuju Prancis. Prancis Selatan pun dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navarro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan.
Panglima Besar Tentara Islam Jenderal Thariq bin Ziyad (Rahimahu-Allah) |
Islam telah menerangi Spanyol. Disebabkan sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk agama Islam. Mereka tidak hanya beragama Islam, namun mereka juga sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan Islami. Mereka tidak hanya membaca Alquran, tetapi juga bertingkah laku berdasarkan Alquran. Mereka selalu menolak bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Wilayah Provinsi Cordoba dalam Kekuasaan Khilafah Islam Dinasti Umayyah |
Selama itu pula orang-orang non-Islam yang tidak suka kepada Islam dengan membawa embel-embel agama di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berusaha membersihkan Islam dari Spanyol. Akan tetapi, mereka selalu gagal. Akhirnya, dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol dan hasilnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam di negeri tersebut.
Pertama-tama, mereka akan berusaha melemahkan iman umat Islam dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka, mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk para pemuda-pemudi Islam agar lebih suka bernyanyi dan berdansa ketimbang membaca kitab suci Alquran. Bahkan, mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang menghembuskan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol! Lama kelamaan, upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya, Spanyol jatuh dan berhasil dikuasai oleh pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri-kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak, dan orang-orang tua. Semuanya dihabisi secara sadis dan kejam.
Satu per satu daerah di Spanyol jatuh dan Granada adalah wilayah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara-tentara Salib.
Ketika jalan-jalan sudah sepi dan tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak orang Islam Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah penduduk. Dengan lantang, tentara Salib memberikan pengumuman bahwa umat Islam Granada bisa keluar dari rumah secara aman dan diperbolehkan berlayar meninggalkan Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. "Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan! Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol. Setelah ini, maka kami tidak lagi memberikan jaminan!" demikian bujukan tentara Salib.
Orang-orang Islam rupanya masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granda bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar meninggalkan Spanyol.
Keesokan harinya, ribuan penduduk Islam Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang keperluannya berjalan beriringan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib tetap bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, tentara Salib dengan cepat menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan para penghuninya. Lidah api terlihat 'menjilat-jilat' angkasa ketika pasukan Salib membakar rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Adapun ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu pun tenggelam dengan cepat. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka sama sekali tidak bersenjata. Mereka pun kebanyakan terdiri atas para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil, sedangkan tentara Salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan komando dari panglimanya, ribuan tentara Salib pun segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir pun membahana. Tentara Salib dengan buas terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya. Seluruh umat Islam Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dan dibantai dengan sangat kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut Mediterania yang airnya berwarna biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.
Serangan Kejam dan Sadis Pasukan Salib Terhadap Umat Islam |
Tragedi pembantaian umat Islam di Granada, Spanyol, tersebut bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh tentara Salib setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fools Day). Tradisi memperingati April Mop tersebut di kemudian hari menjadi sebuah perayaan di Benua Eropa yang hingga kini justru semakin parah, karena mulai diikuti oleh umat Islam sendiri di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Bagi umat Islam, April Mop seharusnya merupakan peringatan sejarah tragedi pembantaian yang amat sangat menyedihkan dan memilukan. Pada hari itu, ribuan saudara seiman mereka dibantai dan disembelih oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Oleh karena itu, tentunya amat sangat tidak pantas jika ada orang yang mengaku beragama Islam, namun ikut-ikutan merayakan tradisi April Mop. Dengan ikut merayakan April Mop, sebenarnya orang-orang Islam itu turut bergembira dan tertawa atas Tragedi Granada. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka dia sebenarnya tengah merayakan 'ulang tahun' pembantaian dan pembunuhan massal ribuan saudara seimannya oleh tentara Salib di Granada, Spanyol, berabad-abad yang silam.
* Dari berbagai sumber.
~Putra Raja Halilintar~
Indra Setyo Rahadhi, S.S..
Ahsantum!!! Very nice article, Mas Indra. Sejarah tentang April Mop yang perayaannya membodohi banyak orang ini memang harus diluruskan dan disebarluaskan agar semakin banyak orang yang tahu dan sadar.
ReplyDeleteThe history had happened. We can't argue or debate against what had happened in the past. The history will be good for one side and will be good for another side. But, we can learn much more from history.
ReplyDelete@ Iqbal Triansyah Al-Farisi: Terima kasih banyak. :) Ya, insya Allah.
ReplyDelete@ Agan Fransiskus Herlambang: Absolutely right and absolutely agree with you, Gan! (y) The First President/Highest Commander of the People/Great Leader of the Revolution/Founding Father of the Republic of Indonesia DR. (HC) Ir. Sukarno said: "Never leave history!". :)
Kita umat Islam tidak boleh latah ikut-ikutan perayaan April Mop yang ternyata adalah peringatan pembantaian kaum Muslimin di Spanyol dulu.
ReplyDeleteNah, kalau yang ini (April Mop) sudah jelas kita umat Islam haram mengikuti perayaannya, karena sudah jelas bahwa April Mop adalah peringatan perayaan pembantaian umat Islam di Andalusia pada masa lalu. Hukum perayaan April Mop bagi umat Islam sama haramnya dengan mengikuti ritual Natal bersama (ritualnya, bukan seremonialnya seperti makan-makan).
ReplyDeletemohon share... semoga jadi satu kebajikan buat anda... Amin...
ReplyDeleteInsya Allah. Silakan di-share juga. Thanks ...
Delete